top of page
Search
  • Writer's pictureWahyu Riawanti

Pasar Tradisional

Updated: Oct 21, 2021

Pasar tradisional tak hanya tempat fisik untuk menjual hasil bumi dan membeli pangan. pasar tradisional adalah satu hal, salah satunya, yang membuat dunia saya sejenak berjalan lebih lambat.




Berjalan di pasar tradisional bagi yang tidak punya banyak waktu luang, bisa jadi akan menjadi hal mewah tak tertanggungkan. Tempat di mana saya mengingat dan kembali menemukan makanan apa yang saya makan empat puluh tahun lalu. tempat di mana anda dan saya bisa berkomunikasi...

“Ten mriki endhog bebek wolulas atus Bu. Ning niki pas telas. Nek ten lebet kalih ewu. Ampun purun nek ditawani rongewu limangatus....” Kata seorang ibu penjual di pinggir pasar.

Benar saja. Saat di dalam pasar ibu bakul lain mematok harga telur itiknya 2.500 per butir. Dan cerita berakhir happy ending dengan harga duaribu sperempat di dalam. Saya yang kurang hobi menawar senang sekali dengan hasil negosiasi alot ala delegasi WTO ini...


Sesekali Pergilah ke pasar, dan have fun

Bertahun tahun saya melakukan penelitian, membaca dan menulis artikel dengan pendekatan politik ekonomi. Tentang whose interest count, tentang keberpihakan, dan tentang kepentingan. Termasuk dalam hal produksi pangan, distribusi bahan pangan dan food policy.


Pada akhirnya semua ini tentang sikap. Pergilah ke pasar, nikmatu hiruk pikuknya, dan temukan sedikit hal relevan di sana. Memberikan sedikit keuntungan pada para bakul pasar tidak akan mengubah dunia, tentu saja. Tapi saya beruntung karena ini dapat mengubah susasana hati saya menjadi lebih baik. It changed my own mood and further more the style of my own food.


12 views

Recent Posts

See All
bottom of page